December 20, 2008

Gajah Sirkus

Gajah Sirkus... kalau kita lihat lucu sekali tentunya. Anak-anak sampai dewasa akan sangat senang melihat seekor gajah dengan tubuh besar bermain bolayang kecil. Lalu lihat gajah duduk... berdiri dengan dua kaki... dan banyak lagi yang bisa dilakukan Si Gajah Sirkus. Kalau kita lihat gajah tersebut ketika dikandang hanya diikat dengan tali yang kecil dan pada pathok yang tidak terlalu kuat.

Lain cerita kalau kita lihat gajah lampung, berbagai ukuran balok dan gelondongan kayu diangkat oleh gajah keatas truk atau hanya sekedar memindahkan ke tempat lain. Menyusun dengan rapi layaknya manusia. Bukan itu saja, gajah juga sebagai kendaraan berburu, membantu petani bekerja, untuk mejeng dan foto-foto wisatawan dan masih banyak lagi.

Gajah pada lain sisi ada nilai yang mengagumkan. Begitu kuat dan besar. Namun dilain hal tersebut dia juga sebagai penghibur dengan gemulai, lembut menghibur pemirsa sirkus. Belum lagi kebanggan orang yang bisa mejeng dan berfotoria.

Ada hal yang unik dari gajah-gajah tersebut. Dari kecil gajah sirkus diajari oleh Sang Pawang. Gajah dipasang rantai yang kuat pada salah satu kakinya, sehingga tidak dimungkinkan lepas. Setiap hari mereka dilatih, tidak jarang mereka menuai pukulan, cercaan, suara keras dan berbagai hukuman. Sehingga gajah tersebut seperti begitu takut dengan pawangnya. Setelah mereka bisa menuruti perintah pawang, merekaakan diorbitkan seperti halnya bintang film. Mereka akan tampil dengan lembut dipanggung. Sangat terbalik dengan kekuatan dan besarnya badan yang dimiliki.

Gajah sirkus pada saat tidak manggung dia diikat salah satu kakinya pada tiang yang kecil dan tidak kuat. Dia diberikan makan disekitar tiang tersebut. Sehingga dia tidak kemana-mana.

Seandainya gajah tersebut mau dan berani, lepas dari tiang dengan tali yang tidak cukup kuat, bukan hal yang sulit. Karena mengangkat kayu gelondongan bahkan menarik mobil sekalipun gajah kuat. Kenapa hal ini terjadi? Sejak kecil sudah ditanamkan bahwa dia tidak diperbolehkan keluar jauh dan lepas dari talinya. Jika dia berusaha lepas, maka hukuman akan diberikan. Selama bertahun-tahun dalam bahasa kita "ditaklukkan" pawang, mengalami hal demikian.

Dalam fikiran hal tersebut sangat dalam tertanam. Walau pengikat tidak terlalu kuat, dia tidak berusaha lepas karena takut dihukum, takut gagal, takut dan takut. Itu yang tertanam. Karena ketakutan tersebut dia tidak pernah mencoba dan berusaha melakukan sesuatu. Dia pasrah, dari pada dihukum.

Kekuatan fikiran sangat mempengaruhi hasil kerja kita. Fikiran yang negatif dan membuat kita takut untuk mencoba hal apapun, membuat kita terkunci pada kotak yang kecil. Membunuh kretifitas. Kita harus keluar dari kotak tersebut. menghilangkan ketakutan dengan unlimited thinking dan positif thinking... semoga sukses untuk keluar dari kotak, bukan lagi sebagai "Gajah Sirkus".

--- diambil dari "Gajah Sirkus" karya Yant Subianto ---

No comments: